Takut Anak Cucu Sembahyang di Gereja, Muslim Malaysia Larang Umat Kristen Gunakan Kata "Allah"
Sentimen anti-Allah bagi umat Kristen kembali mencuat di Malaysia. Umat
muslim Malaysia takut jika penggunaan kata "Allah" bagi umat Kristen
akan membuat anak cucu muslim sembahyang di gereja kelak.
Hal itu ditandai dengan ditemukannya spanduk provokatif dengan tulisan
"Maukah kita melihat anak cucu kita pergi sembahyang ke rumah Allah ini?"
Gambar itu juga memperlihatkan dua gereja dengan tanda salib dan
bertuliskan "Gereja Allah". Kemudian dilanjutkan dengan kalimat "Kalau kita benarkan kata Allah digunakan di gereja."
Federasi Kristen Malaysia (CFM) menyatakan resah akibat kemunculan
spanduk anti-Kristen itu. Ketua CFM dan Komite Eksekutif Eu Hong Seng
mengatakan pesan dalam
spanduk itu secara terang-terangan mengadu domba kelompok muslim dengan
Kristen setelah Mahkamah Agung Malaysia membolehkan penggunaan kata
Allah bagi kaum non muslim.
"CFM dan pemimpin Kristen lainnya sejak dulu adalah bumiputra dan
menggunakan bahasa Malaysia, termasuk di Alkitab saat menyebut kata
Allah. Selama berabad-abad itu tidak jadi masalah hingga muncul kasus
sekarang ini," kata dia.
Kasus yang kontroversial ini sempat memicu debat dan juga serangan
terhadap gereja dan umat Kristen. Umat Kristen berpendapat mereka dapat
menggunakan kata "Allah" dalam bahasa Melayu yang diambil dari bahasa
Arab untuk menyebut Tuhan. Pelarangan justru melanggar hak mereka.
Namun, otoritas Malaysia mengatakan jika kata Allah digunakan oleh umat Kristen, umat muslim akan bingung dan menyebabkan sejumlah umat muslim pindah menjadi pemeluk Kristen.
Umat muslim di Malaysia merupakan mayoritas, mencapai dua pertiga dari seluruh populasi negara tersebut. Meski demikian, komunitas Hindu dan Kristen cukup besar.
Namun, otoritas Malaysia mengatakan jika kata Allah digunakan oleh umat Kristen, umat muslim akan bingung dan menyebabkan sejumlah umat muslim pindah menjadi pemeluk Kristen.
Umat muslim di Malaysia merupakan mayoritas, mencapai dua pertiga dari seluruh populasi negara tersebut. Meski demikian, komunitas Hindu dan Kristen cukup besar.
Komentar
Posting Komentar