Heboh! Kaum Bumi Datar Protes Patung Kartini di Monas, Dikira Gunakan Aksara Cina, Padahal...
Entah kenapa masyarakat Indonesia saat ini gampang sekali terpengaruh pada hal yang negatif.
Apalagi dari akun-akun yang menebarkan kebencian belaka, tanpa mengetahui latar belakangnya serta dengan mudah tersulut emosinya serta mengajak untuk melakukan tindakan-tindakan yang kurang berkenan.
Kali ini beredar sebuah foto di Facebook yang menjadi perdebatan para netter.
Dalam foto tersebut terdapat sebuah patung R.A Kartini yang berada di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.
Menurut netter dibawah patung tersebut ada tulisan yang menggunakan aksara Cina.
Dan kabar tersebut pun disebarkan secara luas.
Berikut ini adalah foto dari patung R.A Kartini yang dianggap memiliki tulisan aksara Cina.
Dari foto tersebutlah muncul banyak komentar negatif dari warganet di Facebook.
Mereka membahas tentang penggunaan tulisan yang mereka anggap aksara Cina tersebut.
Ali Gunawan: Sampai segitu mah mereka mendikte kita..,bangkit Indonesiaku? Aksara Jawa lebih pantas
Tinnie Pse Noeralie: Ngekiin in...
Di salah satu isi sumpah pemuda, berbahasa satu bahasa Indonesia
Eddy Abdullah: Bagaimana pemerintah. Mgapa tidak pakai bahasa indonesia. Hapus tu tulisan. ...
Ridwan Hendri Darmawan: Sengaja dipindahkan kayaknya buat bikin ricuh
Tonni OS Saragih: Hahaha.. Beginilah kalau "bego" dipelihara dan ditumbuh kembangkan... Silahkan piknik jalan ke makam Sunan Ampel.. Disana dipergunakan 5 bahasa.. Satu diantaranya bahasa cina dan ada aksara cina juga sebagai petunjuk.
Ags Riyanto: Aku sebagai orang jawa RA kartini pahlawan dari jawa menggunakan bahasa jawa lebih ,klo kaya merasa dikesampingkan,owi lebih mementingkan asing dan asing
Namun apa benar tulisan tersebut merupakan aksara Cina?
Setelah ditelusuri TribunStyle.com, ternyata tulisan tersebut bukanlah aksara Cina melainkan aksara Jepang atau huruf Kanji.
Melansir dari Warta Kota, Kepala Kantor Pengelola Kawasan Monas, Sabdo Kristianto menanggapi hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa patung tersebut merupakan hasil pemberian dari pemerintah Jepang.
"Karena, patung itu memang diberikan oleh pemerintah Jepang tahun 1980-an," kata Sabdo saat dikonfirmasi, Rabu (16/8/2017).
abdo menjelaskan, prasasti di samping patung tersebut baru di tandatangani oleh Gubernur Sutiyoso pada tahun 2005.
Di salah satu isi sumpah pemuda, berbahasa satu bahasa Indonesia
Eddy Abdullah: Bagaimana pemerintah. Mgapa tidak pakai bahasa indonesia. Hapus tu tulisan. ...
Ridwan Hendri Darmawan: Sengaja dipindahkan kayaknya buat bikin ricuh
Tonni OS Saragih: Hahaha.. Beginilah kalau "bego" dipelihara dan ditumbuh kembangkan... Silahkan piknik jalan ke makam Sunan Ampel.. Disana dipergunakan 5 bahasa.. Satu diantaranya bahasa cina dan ada aksara cina juga sebagai petunjuk.
Ags Riyanto: Aku sebagai orang jawa RA kartini pahlawan dari jawa menggunakan bahasa jawa lebih ,klo kaya merasa dikesampingkan,owi lebih mementingkan asing dan asing
Namun apa benar tulisan tersebut merupakan aksara Cina?
Setelah ditelusuri TribunStyle.com, ternyata tulisan tersebut bukanlah aksara Cina melainkan aksara Jepang atau huruf Kanji.
Melansir dari Warta Kota, Kepala Kantor Pengelola Kawasan Monas, Sabdo Kristianto menanggapi hal tersebut.
Ia mengatakan bahwa patung tersebut merupakan hasil pemberian dari pemerintah Jepang.
"Karena, patung itu memang diberikan oleh pemerintah Jepang tahun 1980-an," kata Sabdo saat dikonfirmasi, Rabu (16/8/2017).
Sebab, patung RA Kartini adalah salah satu patung yang dipindahkan dari daerah Menteng ke Monas.
"Itu kan patung dipindahin dari daerah Menteng, patung itu, itu patung Kartini, 2 patung kecil di samping kanan kirinya Kartini, itu anaknya, dipindahin dari Menteng," ucapnya.
Patung RA Kartini berdiri 1,4 meter menghadap ke selatan dengan tangan kiri di depan dada dan tangan kanan di samping pinggul.
Tulisan kanji Jepang terlihat tepat di bawah kuda-kuda patung RA Kartini.
Patung ini diserahkan 20 Desember 2005 oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yutaka Himura kepada Gubernur Jakarta Sutiyoso.
Penulisan kanji Jepang merupakan penghargaan dari pemerintah Jepang sebagai bentuk persahabatan antara Indonesia dan Jepang pada tahun 2005 saat patung tersebut diberikan.
Nah, sekarang, lebih baik kita mencari tahu sesuatunya sebelum terlambat, itu untung patung, coba kalau orang, bisa-bisa mereka sudah dikenakan UU ITE deh.
Komentar
Posting Komentar