Aha, Bibir Fahri Hamzah Kena Radang
Ini radang bukan sembarang radang. Ini radang milik Fahri Hamzah. Maka layaklah si radang menjadi berita. semoga martabat si radang pun menjadi terangkat. Kisah Fahri Hamzah kena radang diberitakan Kompas.com (15/08/2017). Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah meradang. Gara-garanya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menurutnya, kerap mengarang cerita fiksi soal kasus-kasus korupsi yang menyeret nama anggota DPR, khususnya pada kasus korupsi e-KTP. Dapat dibayangkan kalau bibir Fahri Hamzah meradang. Meradang sebagai kata kerja berarti membengkak ketika terkait dengan luka. Bisa karena terinfeksi atau terkontaminasi.
Dapat dibayangkan, ketika bagi Fahri KPK
kerap mengarang cerita, betapa terlukanya bibirnya. Maklum, dalam
berbagai kesempatan si Fahri ini begitu percaya diri dengan bibirnya
yang kena gaya gravitasi bumi datar. Di berbagai kesempatan sudah
berkoar dengan tujuan melemahkan kinerja KPK, eee tak tahunya KPK malah
justru menggila. Inilah yang membuat bibir Fahri terluka hingga meradang
alias membengkak.
Hal itu juga menjelaskan keunikan si
Fahri. Kalau anggota DPR lain meradang itu merasa hatinya dilukai hingga
panas hati dan marah, bagi Fahri tidak seperti itu. Bukan hatinya yang
meradang, tetapi bibirnya. Hal ini berdasarkan pengamatan subyektif
penulis. Bisa jadi salah.
Yang jelas ketika bibir Fahri meradang
atau membengkak, tentu bukan bengkak atau radang sembarangan. Penyebab
bibir Fahri meradang adalah kasus e-KTP.
Sebagaimana telah jadi berita, pada awal
terungkapnya kasus e-KTP, disebutlah sejumlah nama anggota DPR periode
2009-2014 terlibat proyek bancakan. Namun, pada vonis dengan terdakwa
Irman dan Sugiharto, nama-nama anggota DPR hilang.
Nama yang hilang termasuk nama Ketua DPR
RI Setya Novanto. Begitu pula dalam surat dakwaan tersangka Andi
Agustinus alias Andi Narogong, nama-nama anggota dewan tak secara
spesifik disebut.
Atas dasar itulah, bibir Fahri lalu meradang atau membengkak hingga dia pun berteriak.
Teriakan makin lantang ketika Fahri
menyoal rekaman mantan Anggota DPR Miryam S Haryani. Beberapa orang
anggota Komisi III disebut mengintimidasi Miryam soal kasus e-KTP.
Rekaman pemeriksaan Miryam kembali diputar oleh Jaksa Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (14/8/2017) kemarin. Namun, ternyata
rekaman pemeriksaan Miryam masih tak jelas.
“Kita kemarin nunggu mudah-mudahan ada
video jelas yang menunjukkan bahwa Miryam mengatakan dia ditekan.
Ternyata enggak ada, itu sudah diedit dan dipotong. Gambarnya kabur atau
cuma suara,” seru Fahri lagi.
Bibir Fahri pun makin membengkak berbareng
dengan rasa heran yang berkecamuk dalam giginya. Mengapa rekaman
tersebut memiliki kualitas yang buruk padahal direkam oleh lembaga KPK.
Nada protes pun lalu disuarakan.
“Dia bilang tidak terdengar. Bagaimana
sebuah kantor gagah gitu kita biayain mahal banyak tidak jelasnya?” ucap
Anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Tidak tanggung-tanggung, radang pada bibir
Fahri hingga menyinggung kegagahan gedung baru KPK. Kelihatan kalau dia
sedang iri karena gedung baru DPR tak kunjung terealisasi. Hi hi hi…
Belum puas dengan sindiran kegagahan
gedung KPK, Fahri kemudian menyinggung soal penyebutan nama Ketua Komisi
III Bambang Soesatyo, sebagai salah satu yang disebut mengintimidasi
Miryam.
Dalam rekaman, Miryam beberapa kali
menyampaikan pernyataan: “…bukan Bamsoet”. Fahri menduga, Miryam memang
dipaksa oleh penyidik KPK supaya menyebut nama Bambang. Nah, dugaan
Fahri yang berdasar atau pun tidak berdasar ini yang membuat bibirnya
makin membengkak. Mari kita simak.
“KPK ini saban hari kerjaannya itu
ngancurin nama anggota DPR. Tiap hari begitu kerjaannya. Kasus e-KTP
adalah bukti sempurna bahwa fiksi yang dibuat KPK tidak sempurna,” ujar
Fahri dengan nada tinggi.
Tingginya nada suara dari bibir bengkak
Fahri ini kiranya layak kita sambut dengan harapan yang tidak kalah
tinggi. Kapan nama Fahri bisa ancur sesuai dengan dugaannya terhadap
kerja KPK. Sokur ketika namanya sebagai anggota DPR ancur, bibir
andalannya itu juga makin meradang.
Komentar
Posting Komentar