Rayuan Pak Dhe Jokowi Berbuah Manis, Akhirnya Jack Ma Mau Menjadi Penasihat E-commerce Indonesia
Siapa yang tidak kenal dengan sosok Jack Ma? Saya rasa hampir semua orang mengenal sosok yang satu ini. Jack Ma merupakan pendiri salah satu perusahaan e-commerce terbesar Alibaba.com dan juga pernah menjadi orang terkaya nomor satu di Tiongkok pada 2014.
Sungguh orang yang hebat dan sangat
berpengalaman kan? Wajar jika sampai saat ini banyak sekali yang ingin
belajar dan “mencuri” ilmu darinya. Banyak sekali yang penasaran dengan
rahasia yang sudah dilakukan oleh Jack Ma untuk bisa meraih kesuksesan
yang fantastis tersebut.
Tidak terkecuali dengan presiden negara
kita yakni Pak Dhe Jokowi. Bahkan pada tahun 2016 kemarin Presiden
Jokowi menyempatkan bertemu Jack Ma, acara kunjungan ke kantor pusat
Alibaba di kota Hangzhou, China, tersebut sebagai bagian dari kehadiran
Presiden Jokowi di pertemuan G20 di China.
Pertemuan Presiden Jokowi dengan para
petinggi Alibaba tersebut membahas pembentukan platform perdagangan
elektronik atau electronic world trade platform (eWTP) untuk membantu
UKM meraih sukses dalam perdagangan dunia melalui inkubasi peraturan
yang memungkinkan perdagangan antar negara.
Selama kunjungan, Presiden Jokowi banyak
ditunjukkan layanan online termutakhir yang tengah dikembangkan untuk
para pengguna berbagai unit bisnis Alibaba, termasuk platform wisata
online Alitrip, serta teknologi belanja online virtual reality.
Nah setelah melihat begitu banyak peluang
dan ide-ide yang mungkin bisa dicontoh untuk dikembangkan di Indonesia.
Presiden Jokowi pun akhirnya mengajak Jack Ma untuk bergabung menjadi
penasihat steering committee roadmap e-commerce Indonesia.
Dalam kunjungan tahun 2016 itu, Jack Ma
sendiri sudah menyetujui tawaran dari Presiden Jokowi. Namun saat itu
semua masih disampaikan secara lisan. Namun Jack Ma sudah menunjukkan
ketertarikannya untuk bergabung.
Dan akhirnya tawaran tersebut berbuah
manis, yang mana akhirnya Jack Ma resmi untuk setuju bergabung menerima
tawaran Presiden Jokowi, seperti yang telah dijelaskan oleh Menteri
Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, yang mendampingi
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat bertemu dengan
Jack Ma di Beijing kemarin pada tanggal 22 Agustus 2017.
Bravo Presiden Jokowi, Ide yang sangat
brilian menurut saya untuk mendatangkan orang yang benar-benar ahli dan
perpengalaman dalam dunia e-commerce untuk berbagi ilmu dan
pengalamannya untuk pengembangan dunia bisnis e-commerce di Indonesia.
Setelah saya coba mencari-cari info dari
Jack Ma, ternyata Jack Ma sendiri sebelumnya pernah menjabat sebagai
ketua satuan tugas Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di B20,
sebuah badan perumus kebijakan di bawah G20.
Terkait dengan pengembangan usaha kecil
dan menengah (UKM), Presiden Jokowi mengatakan bahwa ia memiliki
pandangan yang sama dengan Jack Ma terkait pentingnya dukungan terhadap
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Mungkin karena kesamaan pikiran untuk
mengembangkan UKM tersebutlah yang pada akhirnya membuat Jack Ma
tertarik dan menyetujui untuk bergabung bersama Presiden Jokowi.
Terlepas dari benar tidaknya namun dalam pandangan saya memang sosok
Jack Ma dan Presiden Jokowi ini punya kesamaan.
Yakni awalnya sama-sama berasal dari
keluarga golongan bawah, mencoba bangkit dan akhirnya sukses besar. Dan
keduanya juga sama-sama menunjukkan sikap kepeduliannya terhadap
pengembangan UKM. Sangat klop bukan?
Saya sangat mengapresiasi terkait kerja
sama antara Presiden Jokowi dan Jack Ma yang sudah terjalin. Ini
merupakan kesempatan langka yang bisa dimanfaatkan pihak Indonesia guna
mempelajari e-commerce lebih jauh lagi. Sehingga kedepannya mampu
mendorong pemasaran produk-produk UKM dan kreator muda Indonesia.
Jika kemudian hari muncul banyak anggapan
bahwa dengan kerjasama ini Indonesia akan menjadi antek China. Ataupun
muncul berita hoax yang mengatakan bahwa ini adalah langkah Cina untuk
menguasai bisnis e-commerce di Indonesia. Saya rasa itu adalah tuduhan
bodoh yang tanpa dasar.
Sekali lagi ini adalah kesempatan langka
yang harus benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan Indonesia. Kapan
lagi kita bisa “berguru” pada orang hebat yang sudah terbukti dan punya
kepedulian dalam pengembangan UKM? mari berfikir positif, jangan karena
ada hubungannya dengan China lantas kita menjadi sempit dalam pemikiran.
Belajar itu boleh kepada siapapun asal
kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan menjadikan kita lebih
maju. Jangan memandang suku bangsa dan golongan. Jika kita terus
terkurung dalam pikiran sempit yang membatasi kita untuk berkembang,
mending singkirkan saja.
Nah bagaimana menurut pandangan pembaca seword terkait kerjasama ini?
Komentar
Posting Komentar