Panglima :Wahai Para Pembenci Pak Jokowi, Kalian Semua Sakit Jiwa !!! Jangan Menuntut Jokowi Untuk Sempurna, Tetapi Bantu Jokowi Membangun....

 
Jangan Menuntut Jokowi Untuk Sempurna, Tetapi Bantu Jokowi Membangun Indonesia, Tidak Perlu Takut Harta Orde Baru Diusut, Atau proyek-proyek dijaman SBY Dikorek lagi, sebab prioritas pemerintash sekarang bukan terhadap Harta negri ini yang telah hilang, melainkan Pembangunan pembaharuan yang merata.
Banyak orang menjelek-jelekkan Jokowi. Menyebar fitnah. Lalu mereka juga menebar banyak benih kebencian. Apa sebetulnya yang orang-orang ini cari?

Apakah mereka hendak menuntut kesempurnaan dari Jokowi? Nobody is perfect. No government is perfect. Tetapi bukan berarti tak ada keberhasilan dan pencapaian apapun yang telah dilakukan Jokowi. Jangan pernah menuntut kesempurnaan dari Jokowi, karena Anda akan kecewa. Jokowi tidak pernah menjanjikan kesempurnaan, ia menjanjikan perubahan dan pembaharuan.

Hasilnya belum bisa Anda lihat secara utuh hari ini. Progresnya sudah sangat memberi harapan. Tetapi hasil akhir baru akan bisa dideteksi setelah 2019, dan beberapa tahun sesudahnya.

Jokowi bukan Tuhan yang maha sempurna, makanya kita tentu punya hak untuk mengkritisi dan memberikan masukan. Silahkan saja. Namun, alangkah adil dan bijaksana bila kita juga tidak menuntut segala kesempurnaan dari seorang Jokowi. Kritikan yang wajar dan kritikan yang membangun tentu akan ditanggapi. Tetapi Anda harus mampu mebedakan mana yang memberi kritik dan mana yang memfitnah, menghujat, nyinyir tingkat mahadewa, dan hoax. Bedakan Misalnya komentar-komentar ajaib yang datang dari beberapa ‘anak ajaib’ semisal Jonru, Fadli, dan Fahri, yang jelas-jelas menurut saya keterlaluannya sudah sangat sontoloyo banget itu. Maka rasanya nggak perlu ditanggapi sama sekali. Nggak ada untungnya juga. Anggap saja kentut yang baunya minta ampun itu ocehan orang-orang seperti mereka. Jangankan mendengarkan atau menanggapi, lihat congor tiga pentolan jenis ini saja sudah bikin orang mau muntah.

Jokowi jelas bukan tukang sihir yang serta merta dapat membuat sesuatu yang sudah jelek bertahun-tahun lamanya tiba-tiba langsung ‘kinclong’. Menjadi bagus hanya dengan sekali ‘colek’ saja.

Kalau ada yang sudah kebelet ingin berkuasa cobalah ditahan dulu barang sebentar. Tahan dua tahun. Bersabar sampai 2019 dan bertarunglah secara fair di sana.

Jangan kita hanya tau mengeritik, dan menyalahkan Presiden melulu untuk apapun yang semenatara terjadi di negeri ini. Anda bayangkan saja bila ada satu peniti atau jarum pentul yang rusak lantas kemudian Presidenlah yang dipersalahkan. Kita itu jangan jadi lebay, serempak jangan juga kita mentang-mentang.

Kita ini mestinya adalah bangsa yang penuh rasa bersalah. Harus ada pengakuan massal. Kesalahan yang sudah terjadi dan ditimbun selama puluhan bahkan ratusan tahun. Untuk apa-apa yang terjadi di negeri ini, maka kita turut terlibat dan harus pula merasa bersalah.

Sebagaimana kebenaran dan kebaikan di negeri ini bukan hanya milik satu orang saja, maka kesalahan dan kealpaan juga tidak hanya milik satu orang saja. Bertanyalah sekarang pada diri sendiri apa yang sesungguhnya sudah Anda (kita) perbuat buat negeri tercinta ini?

Mengomel, mengutuki, menghujat, mencaci, memaki terus menerus…atau apa? Ataukah kita sudah benar-benar berbuat sesuatu yang baik selain hanya mengoceh sana sini, kritik sana sini, fitnah sana sini?Kita menuntut tidak ada banjir lagi, eh malah kardus-kardus sampah kita buang seenaknya di sungai atau selokan. Kita nuntut supaya tidak ada macet, eh ulah kita sendiri kerap yang membuat kemacetan semakin menjadi-jadi. Trotoar jadi jalan, jalan jadi trotoar. Warung pindah ke jalan, sisa-sisa dari warung pindah ke sungai dan selokan.  Dan seterusnya dan sebagainya. Ulah kita-kita juga.

Jangan jadi bangsa yang hanya tahu menuntut dan menyalahkan. Mestinya kita itu saling membantu dan menolong. Seperti ada ujar-ujar bijak yang berkata, “Bertolong-tolonganlah kalian menanggung beban…”

Kita harus benar-benar jujur terhadap diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita, baik yang mendukung Jokowi maupun yang tidak mendukung dari sejak awal. Kalau memang Jokowi sementara berusaha dan berbuat apa yang terbaik yang dapat ia lakukan untuk negeri ini dengan sungguh-sungguh (kerja…kerja…kerja), maka apa sebetulnya yang dapat dan harus kita lakukan? Mencaci dia secara sporadis dan terus menerus atau bekerja membantu dia secara bersama-sama membangun negeri ini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAPOK ...SENJATA MAKAN TUAN...!!! BEGAL TEWAS KENA SENJATA SENDIRI SAAT SEDANG BERAKSI MENGEJAR KORBANYA....

ASTAGFIRULLAH...!!! Masih Ingat Dengan Artis Cantik Asmirandah yang Resmi Murtad? Mengejutkan!! Ini Nasibnya Sekarang

Sosok Kopilot Cantik yang Shalat di Pesawat Ternyata Mantan Kontestan Indonesian Idol?