"Kapok...! Pengusir Djarot dari Masjid kemarin harus berhadapan sama Presiden Jokowi..."
PRESIDEN Joko Widodo angkat bicara soal insiden pengusiran terhadap calon Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat di Masjid Al Atiq, Tebet, Jakarta Selatan, seusai salat Jumat kemarin.
Jokowi mengajak warga lebih bisa saling menghormati satu sama lain.
"Saya mengajak kita semua saling menghargai, antar saudara-saudara kita. Itu yang paling penting," kata Jokowi seusai meresmikan Masjid Raya Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu (15/4).
Jokowi mengingatkan, Indonesia merupakan negara yang penduduknya majemuk. Indonesia juga beragam suku, agama, maupun budaya.
"Negara yang plural," tegas Jokowi.
Pengusiran terhadap Djarot terjadi di Masjid Al Atiq, Tebet, Jakarta Selatan. Djarot menjalankan ibadah salat Jumat di masjid itu pada 14 April. Mulanya tak ada masalah. Saat baru tiba, jemaah menyambut hangat kedatangan Djarot. Beberapa malah mengajak bersalaman dan foto bersama.
Mengetahui kehadiran Djarot, takmir masjid mengeluarkan seruan. Setelah membaca laporan keuangan, takmir mengeluarkan pernyataan soal memilih pemimpin.
"Mereka yang memilih pemimpin seorang Nasrani atau Yahudi itu orang munafik. Bila kita memilih orang nonmuslim, sementara ada orang muslim sebagai pilihan, itulah kita dicap jadi seorang munafik," seru takmir lewat pengeras suara.
Djarot duduk, lalu mendengarkan khotbah. Ia tampak tenang mendengarkan, meski khotbah berisi ajakan memilih pasangan calon yang muslim.
"Kalau pemimpin muslim, insya Allah kita akan mendapat rida-Nya."
Sampai salat Jumat selesai, suasana masih kondusif. Djarot lalu keluar meninggalkan masjid. Saat itu, kondisi masjid terdengar begitu ramai teriakan. Sejumlah jemaah meminta Djarot segera meninggalkan masjid sembari mengumandangkan takbir.
"Allahu akbar, Allahu akbar," seru para jemaah.
Insiden pengusiran terjadi di masa kampanye Pilkada DKI Jakarta. Warga DKI Jakarta akan memilih pemimpin mereka hingga lima tahun ke depan pada Rabu (19/4) depan.
http://mediaindonesia.com/news/read/100849/jokowi-tanggapi-soal-pengusiran-djarot-di-masjid-tebet/2017-04-15
Kronologi
Djarot Saiful Hidayat buru-buru keluar dari area sekitaran Masjid Jami Al-Atiq di Tebet, Jakarta Selatan. Dia mendapatkan teriakan 'usir'.
Peristiwa tersebut terjadi setelah Djarot menunaikan salat Jumat. Beberapa jemaah dan takmir masjid berteriak meminta Djarot secepatnya keluar dari kawasan masjid sambil mengucap takbir.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriak beberapa jemaah yang menolak Djarot di masjid tersebut, Jumat (14/4/2017).
"Usir, usir, usir.... Pergi, pergi," sahut jemaah lain.
Djarot saat itu sudah berada di luar, namun masih sangat dekat dengan masjid. Dia lantas pergi menjauh meninggalkan masjid itu.
Namun Djarot hanya tersenyum kepada warga yang menolak kehadirannya. Meski ada yang menolak, tidak sedikit warga yang tetap menerima kehadiran Djarot. Mereka asyik berfoto dan bersalaman dengan Djarot walaupun di dalam masjid beberapa warga berteriak mengusir Djarot.
Menurut Djarot, awalnya kehadiran dia di masjid tersebut mendapat sambutan yang hangat dari jemaah. Bahkan jemaah yang sudah berada di dalam masjid sempat berfoto dan bersalaman dengannya sebelum salat Jumat dimulai.
"Jemaahnya baik, tadi salaman foto-foto. Mungkin takmirnya baru tahu pas banyak orang salaman dan foto-foto sama saya. Sehingga ya pidatolah di situ," ujar Djarot seusai salat Jumat.
Namun peristiwa tak mengenakkan itu mulai terjadi saat sejumlah jamaah masjid mengetahui kehadiran Djarot di masjid tersebut. Menurut Djarot, setelah membacakan laporan keuangan, takmir masjid langsung mengubah pidatonya.
"Mereka yang memilih pemimpin seorang Nasrani atau Yahudi itu orang munafik. Bila kita memilih orang nonmuslim, sementara ada orang muslim sebagai pilihan, itulah kita dicap jadi seorang munafik," ujar seorang jemaah yang menggunakan mikrofon.
https://news.detik.com/berita/3474648/teriakan-usir-dan-pergi-menggema-usai-djarot-salat-jumat-di-tebet
NB: Artikel ini dibuat oleh Dewa Antara dengan tanggungjawab penuh diserahkan kepada Dewa Antara. Pihak dari situs Forumdjakarta.com tidak bertanggungjawab atas isi dari artikel ini.
(Sumber : Itusalah.com)
Jokowi mengajak warga lebih bisa saling menghormati satu sama lain.
"Saya mengajak kita semua saling menghargai, antar saudara-saudara kita. Itu yang paling penting," kata Jokowi seusai meresmikan Masjid Raya Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu (15/4).
Jokowi mengingatkan, Indonesia merupakan negara yang penduduknya majemuk. Indonesia juga beragam suku, agama, maupun budaya.
"Negara yang plural," tegas Jokowi.
Pengusiran terhadap Djarot terjadi di Masjid Al Atiq, Tebet, Jakarta Selatan. Djarot menjalankan ibadah salat Jumat di masjid itu pada 14 April. Mulanya tak ada masalah. Saat baru tiba, jemaah menyambut hangat kedatangan Djarot. Beberapa malah mengajak bersalaman dan foto bersama.
Mengetahui kehadiran Djarot, takmir masjid mengeluarkan seruan. Setelah membaca laporan keuangan, takmir mengeluarkan pernyataan soal memilih pemimpin.
"Mereka yang memilih pemimpin seorang Nasrani atau Yahudi itu orang munafik. Bila kita memilih orang nonmuslim, sementara ada orang muslim sebagai pilihan, itulah kita dicap jadi seorang munafik," seru takmir lewat pengeras suara.
Djarot duduk, lalu mendengarkan khotbah. Ia tampak tenang mendengarkan, meski khotbah berisi ajakan memilih pasangan calon yang muslim.
"Kalau pemimpin muslim, insya Allah kita akan mendapat rida-Nya."
Sampai salat Jumat selesai, suasana masih kondusif. Djarot lalu keluar meninggalkan masjid. Saat itu, kondisi masjid terdengar begitu ramai teriakan. Sejumlah jemaah meminta Djarot segera meninggalkan masjid sembari mengumandangkan takbir.
"Allahu akbar, Allahu akbar," seru para jemaah.
Insiden pengusiran terjadi di masa kampanye Pilkada DKI Jakarta. Warga DKI Jakarta akan memilih pemimpin mereka hingga lima tahun ke depan pada Rabu (19/4) depan.
http://mediaindonesia.com/news/read/100849/jokowi-tanggapi-soal-pengusiran-djarot-di-masjid-tebet/2017-04-15
Kronologi
Djarot Saiful Hidayat buru-buru keluar dari area sekitaran Masjid Jami Al-Atiq di Tebet, Jakarta Selatan. Dia mendapatkan teriakan 'usir'.
Peristiwa tersebut terjadi setelah Djarot menunaikan salat Jumat. Beberapa jemaah dan takmir masjid berteriak meminta Djarot secepatnya keluar dari kawasan masjid sambil mengucap takbir.
"Allahu Akbar, Allahu Akbar," teriak beberapa jemaah yang menolak Djarot di masjid tersebut, Jumat (14/4/2017).
"Usir, usir, usir.... Pergi, pergi," sahut jemaah lain.
Djarot saat itu sudah berada di luar, namun masih sangat dekat dengan masjid. Dia lantas pergi menjauh meninggalkan masjid itu.
Namun Djarot hanya tersenyum kepada warga yang menolak kehadirannya. Meski ada yang menolak, tidak sedikit warga yang tetap menerima kehadiran Djarot. Mereka asyik berfoto dan bersalaman dengan Djarot walaupun di dalam masjid beberapa warga berteriak mengusir Djarot.
Menurut Djarot, awalnya kehadiran dia di masjid tersebut mendapat sambutan yang hangat dari jemaah. Bahkan jemaah yang sudah berada di dalam masjid sempat berfoto dan bersalaman dengannya sebelum salat Jumat dimulai.
"Jemaahnya baik, tadi salaman foto-foto. Mungkin takmirnya baru tahu pas banyak orang salaman dan foto-foto sama saya. Sehingga ya pidatolah di situ," ujar Djarot seusai salat Jumat.
Namun peristiwa tak mengenakkan itu mulai terjadi saat sejumlah jamaah masjid mengetahui kehadiran Djarot di masjid tersebut. Menurut Djarot, setelah membacakan laporan keuangan, takmir masjid langsung mengubah pidatonya.
"Mereka yang memilih pemimpin seorang Nasrani atau Yahudi itu orang munafik. Bila kita memilih orang nonmuslim, sementara ada orang muslim sebagai pilihan, itulah kita dicap jadi seorang munafik," ujar seorang jemaah yang menggunakan mikrofon.
https://news.detik.com/berita/3474648/teriakan-usir-dan-pergi-menggema-usai-djarot-salat-jumat-di-tebet
NB: Artikel ini dibuat oleh Dewa Antara dengan tanggungjawab penuh diserahkan kepada Dewa Antara. Pihak dari situs Forumdjakarta.com tidak bertanggungjawab atas isi dari artikel ini.
(Sumber : Itusalah.com)
Komentar
Posting Komentar