"Usai Potong Video Ahok, Buni Yani jadi Pengangguran.. Kini Jualan Cangkir hingga Ceramah..."
Menurut fakta, pada tanggal 23 Februari 2017, diketahui bahwa sekarang nasib Buni Yani, kini sudah tidak punya pekerjaan tetap. Aldwin mengungkapkan semenjak terjerat kasus dosen nonaktif London School of Public Relations tersebut tak lagi punya pekerjaan tetap. Rutinitas Buni Yani sehari-hari kini hanya menulis sambil menunggu panggilan menjadi pembicara di seminar-seminar. Sumber suara link
Sedangkan menurut gosip yang beredar, Buni Yani kini sudah menghabiskan 900 Juta Rupiah untuk menyewa pengacara dalam menghadapi kasus persidangannya ini, dan dalam kondisi ini Buni Yani benar-benar merasa didalam Kondisi terbawahnya ( Tidak memiliki kerja bahkan dana sudah habis cukup besar ).
Publik dikejutkan dengan berita semalem. Kalau ternyata kini Buni Yani Seorang Penjual Mug & Penceramah.
Loh kok? Bukan maksud memperolok, Tapi saya jadi teringat kata Dedy Corbuzier dalam acaranya Hitam Putih di Trans7 sudah cukup lama, ketika itu Acara Hitam Putih kalah saing dengan program Joget-joget YKS.
Kala program talkshow Hitam Putih ini direncanakan tidak akan tayang lagi anak dari Dedy yang bernama Azkanio Nikola Corbuzier, sedih karena merasa ayahnya tidak akan punya pekerjaan lagi. Sontak anak yang polos ini membantu ayahnya, dengan memfoto salah satu mobil milik Dedy untuk dijual, foto tersebut sempat diupload oleh anak Dedy via instagram.
Lantas hal ini sangat membuat Dedy terharu, pasalnya anak Dedy ini sangat perhatian sekali dengan dirinya sebagai ayah, yang tidak mau membuat ayahnya kesusahan seorang diri, dia juga "berusaha” membantu ayahnya.
Dedy disini menjelaskan kepada anaknya tersebut. Ucapannya masih cukup terngiang dibenak saya hingga detik ini.
Nak. jangan khawatir tentang Daddy, Daddy baik-baik saja. semua fine. Kuncinya cuma satu, kita jangan pernah takut kehilangan sesuatu pekerjaan. Karena selama kita sebagai Individu berkualitas, maka pekerjaan akan mudah mendatangi kita, rejeki pasti akan datang dengan sendirinya.
Sejak saat itu, saya termotivasi untuk terus tidak pernah berhenti mengembangkan prestasi diri, belajar hal baru, sekiranya untuk meningkatkan kualitas diri sendiri. Bila mana nanti diperlukan untuk bersaing dalam industri pekerjaan apabila membutuhkannya, maka saya sudah siap.
Jangan Pernah Takut Kalau Kita Berkualitas
Kembali ke kasus Buni Yani seperti apa yang dikatakan pada berita sebelumnya oleh pengacara kalau Buni Yani dikabarkan sedang menulis buku.
Seharusnya kalau memang buku yang dia tulis, saya tidak akan ada masalah, berarti semua sesuai dengan kualitas dirinya Buni Yani yang sebelumnya adalah Dosen. Tapi rupa-rupanya kualitas diri sebagai seorang Dosen tersebut ternyata tidak membuktikan kesuksesan Buni Yani dalam menerbitkan buku-buku yang katanya dia tulis.
Mana penjualan buku Buni Yani? Apa nama judul buku Buni Yani yang dia tulis? Saya bersedia membeli untuk membacanya, karena saya "pingin tau” Kualitas dari seseorang yang mengedit, tapi sebelumnya berkelit kalau dia tidak mengedit, saya sangat pingin tau kualitas yang menyalahkan mesin jejaring sosial facebook, sebagai mesin yang mempunyai program sharing otomatis. Sehingga menyebabkan video yang diupload oleh Buni Yani ini tersebar luas dimasyarakat.
Kenapa buku-bukunya tidak terbit dan tidak terdengar oleh saya? Padahal dia mempunyai kualitas seorang dosen? Lanjut ke persoalan kedua.
Buni Yani Ceramah
Ia mengaku sering diminta berceramah mengenai dakwah melalui sosial media. Buni Yani menyebutkan, bahkan untuk bulan ini jadwalnya sudah penuh, apalagi pada peringatan Isra’ Mi’raj yang sebentar lagi akan berlangsung.
"Lumayan laris ini. Saya belajar lagi karena umat ini mintanya macem-macem,” jelas Buni Yani yang mengaku tidak belajar ilmu agama secara khusus di sekolah formal.
Tertulis jelas bukan disana? Saya belajar lagi karena umat ini mintanya macem-macem
Buni Yani yang masih belajar? Coba-coba untuk berceramah? Sepengetahuan Saya, seorang yang mau menjadi penceramah, haruslah orang yang sudah mendalami ilmu-ilmu agama secara dalam, bukan hanya sebatas dalam waktu singkat, sudah bisa menjadi penceramah.
Karena konteksnya sudah jelas, ceramah yang ditujukan untuk khalayak orang banyak, adalah untuk pencerahan masyarakat. Ceramah tidak boleh sesat, apalagi salah tafsir. Nanti bisa kena kasus lagi seperti kasus Ahok ini.
Tapi kenapa dia yang mengatakan disana kalau dirinya lagi "Sedang belajar” sudah bisa menjadi Penceramah? Ibarat saya baru belajar jadi anak kelas 1 SD belajar hitung-hitung. Saya sudah mengajari guru-guru kelas saya untuk belajar menghitung balik.
Logis bung? Pekerjaan apa ini soal ceramah, Apalagi Buni Yani mengatakan disana umat ini mintanya macem-macem, Apakah maksud disini, topik ceramahnya Buni Yani berdasarkan request ? Berarti Buni Yani hanya menyajikan apa yang umatnya butuhkan, dari permintaaan, bukan apa yang tidak diketahui, kemudian disampaikanlah ilmu yang bermanfaat itu via ceramah?
Buni Yani bukan Bukalapak? Tokopedia? Olx? Lazada? Yakan? Yang terima request say, sampai cincay say, pasti bisa say, di nego sampai okay say. bukan begitu kan?
Kualitas Individu. Benar-benar tepat seperti apa yang Dedy katakan.
https://seword.com/politik/tak-punya-kerjaan-kualitas-buni-yani-kini-jualan-mug-jadi-penceramah-by-request/
Sedangkan menurut gosip yang beredar, Buni Yani kini sudah menghabiskan 900 Juta Rupiah untuk menyewa pengacara dalam menghadapi kasus persidangannya ini, dan dalam kondisi ini Buni Yani benar-benar merasa didalam Kondisi terbawahnya ( Tidak memiliki kerja bahkan dana sudah habis cukup besar ).
Publik dikejutkan dengan berita semalem. Kalau ternyata kini Buni Yani Seorang Penjual Mug & Penceramah.
Loh kok? Bukan maksud memperolok, Tapi saya jadi teringat kata Dedy Corbuzier dalam acaranya Hitam Putih di Trans7 sudah cukup lama, ketika itu Acara Hitam Putih kalah saing dengan program Joget-joget YKS.
Kala program talkshow Hitam Putih ini direncanakan tidak akan tayang lagi anak dari Dedy yang bernama Azkanio Nikola Corbuzier, sedih karena merasa ayahnya tidak akan punya pekerjaan lagi. Sontak anak yang polos ini membantu ayahnya, dengan memfoto salah satu mobil milik Dedy untuk dijual, foto tersebut sempat diupload oleh anak Dedy via instagram.
Lantas hal ini sangat membuat Dedy terharu, pasalnya anak Dedy ini sangat perhatian sekali dengan dirinya sebagai ayah, yang tidak mau membuat ayahnya kesusahan seorang diri, dia juga "berusaha” membantu ayahnya.
Dedy disini menjelaskan kepada anaknya tersebut. Ucapannya masih cukup terngiang dibenak saya hingga detik ini.
Nak. jangan khawatir tentang Daddy, Daddy baik-baik saja. semua fine. Kuncinya cuma satu, kita jangan pernah takut kehilangan sesuatu pekerjaan. Karena selama kita sebagai Individu berkualitas, maka pekerjaan akan mudah mendatangi kita, rejeki pasti akan datang dengan sendirinya.
Sejak saat itu, saya termotivasi untuk terus tidak pernah berhenti mengembangkan prestasi diri, belajar hal baru, sekiranya untuk meningkatkan kualitas diri sendiri. Bila mana nanti diperlukan untuk bersaing dalam industri pekerjaan apabila membutuhkannya, maka saya sudah siap.
Jangan Pernah Takut Kalau Kita Berkualitas
Kembali ke kasus Buni Yani seperti apa yang dikatakan pada berita sebelumnya oleh pengacara kalau Buni Yani dikabarkan sedang menulis buku.
Seharusnya kalau memang buku yang dia tulis, saya tidak akan ada masalah, berarti semua sesuai dengan kualitas dirinya Buni Yani yang sebelumnya adalah Dosen. Tapi rupa-rupanya kualitas diri sebagai seorang Dosen tersebut ternyata tidak membuktikan kesuksesan Buni Yani dalam menerbitkan buku-buku yang katanya dia tulis.
Mana penjualan buku Buni Yani? Apa nama judul buku Buni Yani yang dia tulis? Saya bersedia membeli untuk membacanya, karena saya "pingin tau” Kualitas dari seseorang yang mengedit, tapi sebelumnya berkelit kalau dia tidak mengedit, saya sangat pingin tau kualitas yang menyalahkan mesin jejaring sosial facebook, sebagai mesin yang mempunyai program sharing otomatis. Sehingga menyebabkan video yang diupload oleh Buni Yani ini tersebar luas dimasyarakat.
Kenapa buku-bukunya tidak terbit dan tidak terdengar oleh saya? Padahal dia mempunyai kualitas seorang dosen? Lanjut ke persoalan kedua.
Buni Yani Ceramah
Ia mengaku sering diminta berceramah mengenai dakwah melalui sosial media. Buni Yani menyebutkan, bahkan untuk bulan ini jadwalnya sudah penuh, apalagi pada peringatan Isra’ Mi’raj yang sebentar lagi akan berlangsung.
"Lumayan laris ini. Saya belajar lagi karena umat ini mintanya macem-macem,” jelas Buni Yani yang mengaku tidak belajar ilmu agama secara khusus di sekolah formal.
Tertulis jelas bukan disana? Saya belajar lagi karena umat ini mintanya macem-macem
Buni Yani yang masih belajar? Coba-coba untuk berceramah? Sepengetahuan Saya, seorang yang mau menjadi penceramah, haruslah orang yang sudah mendalami ilmu-ilmu agama secara dalam, bukan hanya sebatas dalam waktu singkat, sudah bisa menjadi penceramah.
Karena konteksnya sudah jelas, ceramah yang ditujukan untuk khalayak orang banyak, adalah untuk pencerahan masyarakat. Ceramah tidak boleh sesat, apalagi salah tafsir. Nanti bisa kena kasus lagi seperti kasus Ahok ini.
Tapi kenapa dia yang mengatakan disana kalau dirinya lagi "Sedang belajar” sudah bisa menjadi Penceramah? Ibarat saya baru belajar jadi anak kelas 1 SD belajar hitung-hitung. Saya sudah mengajari guru-guru kelas saya untuk belajar menghitung balik.
Logis bung? Pekerjaan apa ini soal ceramah, Apalagi Buni Yani mengatakan disana umat ini mintanya macem-macem, Apakah maksud disini, topik ceramahnya Buni Yani berdasarkan request ? Berarti Buni Yani hanya menyajikan apa yang umatnya butuhkan, dari permintaaan, bukan apa yang tidak diketahui, kemudian disampaikanlah ilmu yang bermanfaat itu via ceramah?
Buni Yani bukan Bukalapak? Tokopedia? Olx? Lazada? Yakan? Yang terima request say, sampai cincay say, pasti bisa say, di nego sampai okay say. bukan begitu kan?
Kualitas Individu. Benar-benar tepat seperti apa yang Dedy katakan.
https://seword.com/politik/tak-punya-kerjaan-kualitas-buni-yani-kini-jualan-mug-jadi-penceramah-by-request/
Komentar
Posting Komentar