Edan! Ada Yang Bilang ‘Bunuh’ Di Ruang Sidang Ahok Hingga Suasana Ricuh
Seperti diketahui, pada sidang pembacaan tuntutan terhadap Ahok, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut Ahok dengan hukuman 1 tahun penjara dengan 2 tahun percobaan. Menurut kuasa hukum Ahok, Humphrey menjelaskan bahwa tuntutan jaksa sudah membuktikan Ahok tidak melakukan penistaan agama, tapi tuntutan itu Ahok terbukti melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan dengan satu golongan tertentu.
“Tapi kan sudah jelas, bahwa 156 a, tidak terbukti. Yang katanya terbukti itu 156. Jadi 156 itu intinya adalah bahwa ada perbuatan bersifat permusuhan, kebencian dan penghinaan dengan satu golongan tertentu,” kata Humphrey.
Dan menurut kuasa hukum Ahok lainnya I Wayan Suadirta, “1 tahun dengan masa percobaan 2 tahun ini harus jelas. Artinya Pak Basuki tidak perlu masuk penjara. Kalau dalam 2 tahun dia tidak ada putusan pidana dalam perkara lain yang mempunyai kekuatan hukum tetap artinya tidak masuk penjara percobaan.”
Jadi sudah clear ya. Lagipula ini masih tuntutan dari jaksa. Keputusan akhir mengenai nasib Ahok berada di tangan hakim yang akan kita ketahui pada bulan Mei nanti. Kita tunggu saja ending-nya bagaimana.
Tapi seperti yang sudah saya duga, ada kelompok yang tidak senang dengan putusan ini. Usai sidang, beberapa massa pro dan kontra Ahok sempat bersitegang dan ricuh. Kericuhan itu terjadi karena ada ujaran yang dianggap menyinggung. Keributan yang berujung pada adu mulut tersebut terjadi di depan pintu masuk auditorium. Terdengar kata-kata yang sebenarnya tidak pantas diucapkan.
“Bunuh, bunuh aja ini,” kata seorang pria tanpa jelas menunjuk siapa.
Kata-kata tersebut kemudian didengar oleh dua wanita pendukung Ahok. Mereka berdua yang mendengar itu merasa tersinggung dan ketiganya langsung cekcok adu mulut. Saat ditangani polisi, ibu yang memakai kemeja kotak-kotak itu masih terlihat kesal dan sakit hati.
“Masa orang ngomong bunuh aja. Maksudnya gimana,” ujarnya kesal.
Orang yang mengatakan ‘bunuh’ mungkin adalah salah satu yang tidak terima dengan hasil pembacaan tuntutan oleh jaksa. Terbukti banyak massa yang kecewa dengan hasil tersebut. Tapi kecewa dengan cara bilang ‘bunuh’? Luar biasa sopan sekali cara bicaranya. Saya kadang heran melihat gerombolan you-know-who yang selalu bilang Ahok bermulut comberan, kasar, dan ceplas-ceplos. Tapi pada kenyataannya saya malah lebih banyak melihat gerombolan itu yang bermulut lebih kotor dari comberan, lebih kasar dan lebih provokatif. Begitu mudahnya bilang ‘bunuh’ seolah itu adalah kata-kata yang lumrah. Mereka mengkritik sesuatu yang mana sebenarnya mereka lebih buruk berkali lipat tapi tidak pernah ngaca dan introspeksi diri.
Di luar negeri, pelontar ujaran dan ancaman provokatif mungkin sudah diciduk dan diproses hukum tanpa menunggu lama. Tapi di sini? Yah, sudahlah. Mereka merasa paling suci dan paling benar. Dan mirisnya tindakan mereka jauh lebih buruk dan tidak bermoral daripada yang dituduh. Lihat tuh di Facebook dan medsos, begitu banyaknya ujaran kebencian dan ancaman sana-sini, tapi apa yang terjadi? Seolah itu adalah hal lumrah dan tidak perlu dianggap serius. Mau jadi apa negara ini kalau sebagian warga negaranya berkelakukan mirip gerombolan you-know-who. Ngakunya bela agama, ngakunya beragama, tapi ngomongnya pakai bunuh-bunuhan segala. Apakah agama mengajarkan hal seperti itu? Tidak, bukan?
Namanya kalau sudah benci, otak jadi sempit. Ahok tidak ada niat menista agama, sudah minta maaf pula, tapi mereka-mereka ini masih saja tidak puas. Tidak puasnya pun diperlihatkan dengan cara yang bikin geleng-geleng kepala. Pemaksaan model baru, yaitu memaksa hingga keinginan tuntas diwujudkan. Kalau tidak, siap-siaplah keluar sifat yang luar biasa santun: teriak-teriak, koar-koar, ancam, intimidasi, demo, aksi, ricuh, dan ujaran kebencian lainnya.
Bingung juga melihat tingkah mereka, padahal kemarin sudah senang-senang dan hepi-hepi karena Ahok kalah. Tapi sekarang stres lagi karena tuntutan tidak sesuai keinginan sampai-sampai harus bilang bunuh segala. Dari sini saya sempat berpikir mungkin Ahok adalah sumber stres mereka. Asal ada Ahok, maka gerombolan sumbu pendek akan terus stres tiap kali memikirkannya. Ahok ini ibarat mantan yang terus diteror oleh mantan pacarnya karena tidak bisa move on. Stres.
Bagaimana menurut Anda?
https://m.detik.com/news/berita/d-3479404/ricuh-di-ruang-sidang-pasca-pembacaan-tuntutan-untuk-ahok
(Sumber : Seword.com)
Komentar
Posting Komentar