"Kebohongan Terbesar Anies..."

Sebelum mengulas kebohongan terbesar Anies, saya akan uraikan apakah perilaku Anies yang gemar berbohong termasuk sifat atau sikap? Sifat merupakan bawaan sejak lahir dan sulit berubah. Sedangkan sikap dipengaruhi oleh lingkungan dan bisa berubah.

Banyak faktor yang menjadi penyebab Anies berbohong. Saya hanya akan membedahnya dari bulan kelahiran Anies saja. Anies lahir bulan Mei. Secara psikologi, orang yang lahir pada bulan Mei seperti Anies umumnya temperamen. Kita bisa bandingkan dengan sifat Ahmad Dhani Prasetyo, yang juga lahir bulan Mei.

Kepribadian yang dimiliki oleh orang yang lahir pada bulan Mei bukan termasuk sikap, tetapi merupakan sifat bawaan sejak lahir (faktor genetika), sehingga sangat sulit berubah. Cara menyembunyikannya adalah melalui pengendalian diri.

Orang yang lahir pada bulan Mei seperti Anies sangat ahli berkamuflase. Kata-katanya membuai. Gemar menuduh dan menyematkan kesalahan pada orang lain. Senang berbohong, karena dianggap manjur untuk membela diri, dan merasa dirinya tidak enjoy bila tidak berbohong. Memiliki kecerdikan luar biasa untuk berbohong. Kalau menjadi pemimpin, orang yang lahir bulan Mei cenderung memperhatikan kelompoknya daripada kepentingan rakyat.

Itulah gambaran sifat orang-orang yang lahir pada bulan Mei. Mengenai sifat Anies, hampir semua yang menjadi materi Anies selama kampanye, adalah hal bohong. Antara lain Anies mencatut nama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dengan mengatakan bahwa subsidi LBH Jakarta mengalami banyak pemotongan. Namun pernyataan Anies dibantah oleh Alghiffari Aqsa, direktur LBH Jakarta, yang mengatakan bahwa ia tidak mengetahui pemangkasan subsidi dari Pemda DKI Jakarta kepada lembaganya seperti yang disebutkan oleh Anies.

Publik tahu, pencalonan Anies sebagai Gubernur DKI sangat tergesa-gesa, sehingga Anies dan Sandi tidak memiliki program konkrit, yang ia miliki hanya bekal muka tebal dan berbohong. Rumah tanpa Down Payment atau DP 0 persen yang dihujani kritik karena melanggar Peraturan Gubernur Bank Indonesia (PBI) Nomor: 18/16/PBI/2016, adalah bahan kampanye yang benar-benar meracuni akal sehat masyarakat, karena memberi harapan fatamorgana kepada masyarakat terhadap sesuatu yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

Karena Anies tidak tahan atas kritik, lalu rumah DP 0 persen diubah menjadi DP 0 rupiah. Saat ditanyakan oleh Ahok pada saat debat tentang bentuk rumah yang akan dibangun, Anies tidak bisa menjawab. “Kami tidak membangun rumah, tapi hanya menyediakan DP-nya,” ujarnya. Jawaban yang sangat berbeda dengan penjelasan-penjelasan sebelumnya, yang keluar dari mulutnya yang berbuih-buih.

Sama halnya dengan program One Kecamatan One Center for Enterpreneurship (OK OCE), yang hanya manis dalam sebutan, tapi sebenarnya berisi pepesan kosong.

Anehnya belum terpilih sebagai Gubernur, namun Anies-Sandi sudah memiliki 1200 ribu wiraswata OK OCE yang diklaim bentukan mereka. Dan karena takut ada yang meniru pepesan kosong itu, hak patennya telah didaftarkan di Assegaf Hamzah and Partners, Menara Rajawali, jalan Lingkar Mega Kuningan, Jakarta Selatan.

Disebut pepesan kosong karena OK OCE ternyata hanya semacam sensus UMKM, yang diberi pelatihan tanpa diberikan modal. Jadi, wajar dong kalau hanya sekedar menyensus jumlah pengusaha UMKM, lalu diberi latihan singkat. Kalau hanya seperti itu, siapa pun bisa melakukannya. Apakah ini masuk kategori program? Tentu tidak! Karena namanya program pemerintah harus dibiayai.

“…Saat ini, kami melakukan pendataan terlebih dahulu kepada warga, apa saja bidang usaha mereka, lalu baru kita klasifikasi jenis usahanya dan berapa lama usaha tersebut sudah berjalan,” kata Ririn Wulandari, coordinator program OK OCE.

Tiga kebohongan yang saya sudah sebutkan hanya merupakan contoh kebohongan kecil saja. Kebohongan terbesar Anies, adalah ketika ia mengatakan bahwa sebelum tahun 1934, nama Indonesia belum ada.

Saya setelah menyaksikan pernyataannya yang beredar di YouTube tentang nama Indonesia pada tahun 1934 belum ada, saya terkejut dan heran luar biasa serta marah, dan langsung mengatakan pada teman disamping saya bahwa “Anies adalah Bapak pembohong Indonesia.”

Lalu saya mencari sejumlah sumber rujukan sebagai bahan pencerahan bagi pembaca agar tidak tersesat dan disesatkan oleh pernyataan Anies, si Bapak pembohong Indonesia itu.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya. Tapi Anies si pembohong ini melupakannya. Ia tidak belajar dari sejarah, malah sengaja membengkokkannya.

Sebagian isi ceramah Anies di dalam video yang diunggah @Anto Tekos, Anies mengatakan bahwa “Sebelum tahun 1934, nama Indonesia belum ada. Kami itu dulu orang tua pendiri kiyai Partai Arab Indonesia yang pada saat itu mendeklarasikan tanah airnya Indonesia…”

Benarkah Anies bodoh atau pura-pura bego? Anies sebenarnya tidak bodoh, sebab ia memiliki gelar akademis strata tiga (S3), mantan rektor, dan mantan Menteri. Kebohongan besarnya itu disampaikan dalam rangka menarik simpati komunitas Arabnya agar memuluskan langkahnya menuju kursi DKI-1.

Uraian berikut ini, adalah tentang sejarah singkat nama Indonesia, yang menurut si pembohong pada tahun 1934 belum ada. Berikut penjelasannya.

Pada tahun 1850, kata Indonesia sudah disebutkan oleh dua penulis Barat, James Richardson Logan dan Earl George Samuel Windsor; dan oleh Adolf Bastian pada tahun 1884.

Di Asia Tenggara, nama Indonesia sudah digunakan oleh Tan Malaka pada tahun 1934 di dalam bukunya yang berjudul “Indonezija…” Tahun 1935, Tan Malaka kembali lagi menggunakan nama Indonesia di dalam bukunya yang berjudul, “Naar de Republik Indonesia.”

Sedangkan di dalam negeri sendiri, nama Indonesia sudah digunakan oeh pelajar Indonesia di Belanda (1924), yaitu digunakan untuk mengubah nama organisasi Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging.

Tahun 1927, Ir. Soekarno dan Tjiptomangunkusumo mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia, yang kemudian diubah menjadi Partai Nasional Indonesia.

Tahun 1928, Muhammad Hatta menyampaikan pembelaan (pleidoi) di depan pengadilan Belanda di Den Haag dengan judul, “Indonesia Vrij (Kemerdekaan Indonesia). Masih pada tahun 1928 dicetuskan Sumpah Pemuda.

Tahun 1933, Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno menulis risalah dengan judul, “Mentjapai Indonesia Bersatu.”

Sejarah singkat yang saya uraikan ini mengkonfirmasi kepada kita bahwa ternyata begitu banyak kata Indonesia digunakan sebelum tahun 1934. Ternyata Anies berbohong. Ia menyampaikan hal yang menyangkal fakta sejarah demi memuluskan ambisinya yang menyundul langit.

https://seword.com/politik/ini-kebohongan-terbesar-anies/

NB: Artikel ini dibuat oleh ahmadsuro dengan tanggungjawab penuh diserahkan kepada ahmadsuro. Pihak dari situs Forumdjakarta.com tidak bertanggungjawab atas isi dari artikel ini.

(Sumber : Itusalah.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAPOK ...SENJATA MAKAN TUAN...!!! BEGAL TEWAS KENA SENJATA SENDIRI SAAT SEDANG BERAKSI MENGEJAR KORBANYA....

ASTAGFIRULLAH...!!! Masih Ingat Dengan Artis Cantik Asmirandah yang Resmi Murtad? Mengejutkan!! Ini Nasibnya Sekarang

Sosok Kopilot Cantik yang Shalat di Pesawat Ternyata Mantan Kontestan Indonesian Idol?