Bapak Presiden Jadikan Ahok Menteri Dalam Negeri, Agar Gubernur Baru Dapat Diawasi
Selain Pilgub DKI yang telah selesai, sidang ke-20 Ahok sebagai terdakwa penistaan agama juga sudah digelar kemarin, Kamis (20/04/19). Pembacaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) juga sudah kita dengar. Ahok dituntut hukuman 1 tahun dengan masa percobaan selama 2 tahun. Itu artinya selama dua tahun Ahok tidak melakukan tindakan pidana, maka Ahok tidak perlu ditahan. Tetapi jika selama jangka waktu dua tahun setelah ditetapkan oleh vonis hakim, Jika Ahok melakukan tindakan pidana apa pun, maka Ahok baru akan ditahan selama 1 tahun.
Tentu proses hukum ini masih harus menunggu pembelaan dari Ahok (pledoi) pada sidang ke-21 hari Selasa depan, dan kita juga masih menunggu keputusan hakim yang akan memvonis Ahok pada awal bulan Mei yang akan datang. Semoga yang terbaiklah yang ditetapkan oleh para Majelis Hakim, sehingga Ahok bisa terhindar dari hukuman dalam kasus penistaan agama ini.
Walau pun Ahok masih akan menjabat Gubernur DKI Jakarta sampai bulan Oktober nanti, Tetapi pergantian Gubernur tentu sudah kita ketahui dari hasil quick count kemarin. Dengan selisih yang cukup telak, sudah dipastikan Anies-Sandi akan melenggang ke Balai Kota, meski pun kita tetap harus menunggu hasil resmi dari KPUD Jakarta. Dengan tidak menjabat lagi sebagai Gubernur mulai akhir tahun ini, tentu sangat disayangkan jika talenta Ahok yang begitu besar untuk pembaharuan Indonesia disia-siakan begitu saja.
Ahok yang terkenal pekerja keras, Perfeksionis. Menjadikan Ahok sangat disegani oleh bawahannya. Dengan tangan dingin Ahok, Jakarta berubah dari kampung besar kumuh menjadi kota metrpolitan yang cantik dan ciamik. Ruang-ruang publik yang dulu terabaikan, kini dibangun oleh Ahok dengan begitu cantik dan asri. Dulu warga Jakarta sangat sulit untuk sekedar melepaskan penat pada sore hari dengan keluarga, kini di mana saja di pelosok Jakarta telah tersedia RPTRA tempat bermain anak dan keluarga. Yang terakhir adalah RPTRA Kalijodo yang begitu spektakuler, dari kawasan kumuh prostitusi berubah menjadi kawasan tempat bermain skateboard bertaraf internasional.
Bukan hanya kawasan publik saja yang diperhatikan oleh Ahok tetapi untuk birokrasi pun Ahok telah menerapkan standar yang tinggi. Ruang-ruang pelayanan publik kini sudah mulai membaik dibandingkan dengan periode sebelumnya. Begitu juga dangan sistem anggaran Pemprov yang oleh Ahok dibuat sedemikian rupa sehingga akan sangat sulit untuk melakukan korupsi atau pun kongkalikong antara eksekutif dengan legislatif.
Memang disayangkan Ahok tidak terpilih kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta, karena masih banyak pekerjaan Ahok-Djarot yang masih belum selesai dikerjakan. Misalnya proyek MRT yang masih dalm proses pembangunan yang direncanakan akan selesai pada awal tahun 2019 nanti. Tentu adalah harapan kita bersama, Gubernur yang terpilih menggantikan Ahok-Djarot dapat terus memantau dan mendukung penuh pekerjaan MRT ini. Agar target pengoperasian MRT dapat terlaksana tepat pada waktunya. Dan warga Jakarta dapat merasakan transportasi murah dan cepat, tidak seperti sekarang ini yang lalulintasnya macet di mana-mana.
Melihat ketegasan Ahok selama ini terhadap anggaran DKI Jakarta, ketatnya pengawasan terhadap APBD DKI Jakarta. Yang mana setiap anggaran harus sesuai dengan fungsinya dan bermanfaat bagi warga Jakarta, membuat serapan anggaran DKI Jakarta hanya sekitar 60% saja. Tetapi dengan serapan anggaran yang ‘cuma segitu saja, pembangunan Jakarta sudah begitu luar biasa. Bandingkan dengan daerah-daerah lain yang anggarannya terserap 100% tetapi tidak ada yang menonjol dari pembangunan daerahnya.
Akan sangat sayang sekali jika Ahok tidak dikaryakan dan dibiarkan hilang begitu saja. Oleh karena itu adalah harapan kita bersama Presiden Joko Widodo dapat mengangkat Basuki Tjahaja Purnama menjadi seorang Menteri Dalam Negeri agar Ahok dapat mengawasi APBD seluruh Indonesia. Agar anggaran-anggaran tiap-tiap daerah dapat diawasi penggunaannya. Jangan sampai anggaran daerah menjadi bancakan semua orang. Anggaran habis tetapi pembangunan tidak ada.
Tentang Menteri Dalam Negeri sekarang ini, Tjahjo Kumolo yang adalah Menteri dari Partai PDIP, tentu pak Presiden menggesernya ke pos yang lain yang sekarang ditempati oleh partai-partai pendukung Bapak yang mulai terlihat menjauhi Bapak Presiden. Adalah harapan kami seorang putra terbaik bangsa jangan sampai disia-siakan begitu saja. Karena Ahok adalah seorang putra terbaik yang ada saat ini, maka selayaknyalah Bapak Presiden dapat mempertimbangkannya untuk dijadikan pembantu Bapak Presiden agar Indonesia dapat lebih baik lagi.
(Sumber : Seword.com)
Hahaha bginilah kalo org kalah ga sportif. Kesian sekali kalian ini. Mana jiwa ksatrianya...bikin malu
BalasHapus