"Jika Ahok Kalah, Pemandangan Mengesankan ini hanya akan ada di dalam Mimpi.. Sadarlah Wahai Warga DKI yang Tersesat.."
Balai kota yang sempat sepi karena cutinya Pak Basuki Tjahaja Purnama dari kursi gubernur, sekarang terlihat ramai lagi. Para warga Jakarta yang ingin mengadu, sudah bersiap-siap mengantre dari pukul lima pagi. Bayangkan antusiasme warga yang sudah menunggu-nunggu kehadiran Pak Basuki berkantor di Balai Kota. Luar biasa.
“Saya dari rumah pukul 03.40 WIB, sebenarnya bukan warga DKI, tetapi yang mau saya adukan ini kan soal perusahaan yang ada di Jakarta,” – Sumiati Warga Pondok Cabe (jauh dari) Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin.
Ini menjadi sebuah pemandangan yang sebenarnya biasa dilihat ketika Pak Ahok berkantor dan bekerja sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun entah mengapa kekosongan balai kota pada saat Pak Sumarno, membuat warga kangen. Mereka ingin mengadu, namun agak sulit untuk mengadu ke PLT. Bukan merendahkan PLT, namun memang harus diakui kecintaan rakyat kepada Pak Ahok ini tidak terbendung.
Kecintaan rakyat pada seorang birokrat dan pejabat negeri seperti ini, merupakan hal yang sangat langka. Selain Pak Dhe Jokowi, Pak Ahok salah satu orang yang juga dicintai oleh rakyatnya. Perhatian kepada warga menjadi modal besar dan modal utama.
Warga yang tidak dibutakan dengan sembako, tentu dibukakan matanya dengan pelayanan pejabat. Pejabat tinggi negara seperti Ahok sebenarnya mudah saja untuk menggunakan kekuasaannya. Namun ia lebih memilih untuk “turun ke warga”, dan membuat perbedaan antara warga dan pejabat, semakin lama semakin tipis.
Bercampur dengan warga, itulah yang menjadi modal besar Pak Ahok untuk memimpin kembali kota Jakarta. Tidak seperti Fahri Hamzah, ia wakil rakyat, namun memposisikan diri di atas rakyat. Tidak seperti Anies, ia calon gubernur, namun untuk berbagi payung saja ia enggan. Tidak seperti Prabowo, ia pendiri partai, namun untuk berdiri di samping wargapun tidak.
Jadi berkaca dari Pak Ahok, tentu kita melihat bagaimana tidak, ia begitu dicintai warga? Kecintaan terhadap sosok “bapak” inilah yang menjadikan warga Jakarta rela mengantre dari jam 5 di pagar balai kota. Laporan-laporan tidak diselesaikan secara one man show oleh Pak Ahok. Pemprov mengerahkan banyak sekali orang-orang staff pengaduan untuk melayani warga. Warga puas.
Maka tidak heran jika kepuasan warga DKI di dalam pelayanan Pemprov DKI ini tinggi. Bayangkan kota Jakarta, kepuasan warga sampai 70%. Ini pencapaian yang luar biasa dari kinerja Ahok Djarot di DKI. Pak Ahok dan Pak Djarot begitu memikirkan warga Jakarta. Namun masih banyak saja warga Jakarta yang dibodoh-bodohi dengan penggunaan ayat suci. Ini menjadi kecelakaan bagi Jakarta, jika warga masih terkunci dan tidak bisa lepas dari kungkungan ayat yang sebenarnya sangat berbeda konteksnya pada saat ini.
Jangan sampai kita dibodoh-bodohi dengan ayat suci yang “berbeda konteks” dengan Jakarta, dan digunakan untuk alat politis. Inilah yang justru ditakutkan oleh Pak Ahok di dalam pidatonya di Kepulauan Seribu.
Warga yang rela antre dari pukul lima pagi, tentu juga siap jika tidak dilayani. Namun mengapa mereka tetap mau mengantre? Jawabannya adalah karena warga Jakarta dicintai, dan memiliki pengharapan. Pelayanan yang prima juga menjadi modal utama bagi kinerja Pemprov DKI, di bawah pimpinan Pak Ahok. Jawaban lain, karena warga Jakarta sadar bahwa mereka yang justru rugi kalau Pak Ahok dan Pak Djarot tidak terpilih lagi!
Melihat kepada kepuasan warga, tentu kita melihat juga bahwa banyak orang yang tidak puas. Tidak puas mengapa Pak Ahok beragama ini, bukan itu? Mengapa orang baik ini tidak diberikan “hidayah”? Dan banyak ketidakpuasan-ketidakpuasan yang sebenarnya tidak logis. Membedakan pemimpin rakyat dan pemimpin agama tentu harus menjadi materi pembelajaran kita.
Bagaimana mungkin orang-orang yang puas dengan kinerja Pemprov, tidak memilih untuk periode kedua? Jawabannya ada di dalam pikiran warga. Namun nasehat saya, jangan sampai Ahok dan Djarot yang begitu dicintai, tidak terpilih lagi. Warga Jakarta lah yang sebenarnya rugi!
Betul kan yang Pemprov lakukan?
Betul kan yang saya katakan?
https://seword.com/umum/hore-balai-kota-ramai-lagi-ahok-aktif-warga-antre-panjang-dari-jam-05-00/
NB: Artikel ini dibuat oleh Ria Utami dengan tanggungjawab penuh diserahkan kepada Ria Utami. Pihak dari situs Forumdjakarta.com tidak bertanggungjawab atas isi dari artikel ini.
(Sumber : Itusalah.com)
“Saya dari rumah pukul 03.40 WIB, sebenarnya bukan warga DKI, tetapi yang mau saya adukan ini kan soal perusahaan yang ada di Jakarta,” – Sumiati Warga Pondok Cabe (jauh dari) Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin.
Ini menjadi sebuah pemandangan yang sebenarnya biasa dilihat ketika Pak Ahok berkantor dan bekerja sebagai gubernur DKI Jakarta. Namun entah mengapa kekosongan balai kota pada saat Pak Sumarno, membuat warga kangen. Mereka ingin mengadu, namun agak sulit untuk mengadu ke PLT. Bukan merendahkan PLT, namun memang harus diakui kecintaan rakyat kepada Pak Ahok ini tidak terbendung.
Kecintaan rakyat pada seorang birokrat dan pejabat negeri seperti ini, merupakan hal yang sangat langka. Selain Pak Dhe Jokowi, Pak Ahok salah satu orang yang juga dicintai oleh rakyatnya. Perhatian kepada warga menjadi modal besar dan modal utama.
Warga yang tidak dibutakan dengan sembako, tentu dibukakan matanya dengan pelayanan pejabat. Pejabat tinggi negara seperti Ahok sebenarnya mudah saja untuk menggunakan kekuasaannya. Namun ia lebih memilih untuk “turun ke warga”, dan membuat perbedaan antara warga dan pejabat, semakin lama semakin tipis.
Bercampur dengan warga, itulah yang menjadi modal besar Pak Ahok untuk memimpin kembali kota Jakarta. Tidak seperti Fahri Hamzah, ia wakil rakyat, namun memposisikan diri di atas rakyat. Tidak seperti Anies, ia calon gubernur, namun untuk berbagi payung saja ia enggan. Tidak seperti Prabowo, ia pendiri partai, namun untuk berdiri di samping wargapun tidak.
Jadi berkaca dari Pak Ahok, tentu kita melihat bagaimana tidak, ia begitu dicintai warga? Kecintaan terhadap sosok “bapak” inilah yang menjadikan warga Jakarta rela mengantre dari jam 5 di pagar balai kota. Laporan-laporan tidak diselesaikan secara one man show oleh Pak Ahok. Pemprov mengerahkan banyak sekali orang-orang staff pengaduan untuk melayani warga. Warga puas.
Maka tidak heran jika kepuasan warga DKI di dalam pelayanan Pemprov DKI ini tinggi. Bayangkan kota Jakarta, kepuasan warga sampai 70%. Ini pencapaian yang luar biasa dari kinerja Ahok Djarot di DKI. Pak Ahok dan Pak Djarot begitu memikirkan warga Jakarta. Namun masih banyak saja warga Jakarta yang dibodoh-bodohi dengan penggunaan ayat suci. Ini menjadi kecelakaan bagi Jakarta, jika warga masih terkunci dan tidak bisa lepas dari kungkungan ayat yang sebenarnya sangat berbeda konteksnya pada saat ini.
Jangan sampai kita dibodoh-bodohi dengan ayat suci yang “berbeda konteks” dengan Jakarta, dan digunakan untuk alat politis. Inilah yang justru ditakutkan oleh Pak Ahok di dalam pidatonya di Kepulauan Seribu.
Warga yang rela antre dari pukul lima pagi, tentu juga siap jika tidak dilayani. Namun mengapa mereka tetap mau mengantre? Jawabannya adalah karena warga Jakarta dicintai, dan memiliki pengharapan. Pelayanan yang prima juga menjadi modal utama bagi kinerja Pemprov DKI, di bawah pimpinan Pak Ahok. Jawaban lain, karena warga Jakarta sadar bahwa mereka yang justru rugi kalau Pak Ahok dan Pak Djarot tidak terpilih lagi!
Melihat kepada kepuasan warga, tentu kita melihat juga bahwa banyak orang yang tidak puas. Tidak puas mengapa Pak Ahok beragama ini, bukan itu? Mengapa orang baik ini tidak diberikan “hidayah”? Dan banyak ketidakpuasan-ketidakpuasan yang sebenarnya tidak logis. Membedakan pemimpin rakyat dan pemimpin agama tentu harus menjadi materi pembelajaran kita.
Bagaimana mungkin orang-orang yang puas dengan kinerja Pemprov, tidak memilih untuk periode kedua? Jawabannya ada di dalam pikiran warga. Namun nasehat saya, jangan sampai Ahok dan Djarot yang begitu dicintai, tidak terpilih lagi. Warga Jakarta lah yang sebenarnya rugi!
Betul kan yang Pemprov lakukan?
Betul kan yang saya katakan?
https://seword.com/umum/hore-balai-kota-ramai-lagi-ahok-aktif-warga-antre-panjang-dari-jam-05-00/
NB: Artikel ini dibuat oleh Ria Utami dengan tanggungjawab penuh diserahkan kepada Ria Utami. Pihak dari situs Forumdjakarta.com tidak bertanggungjawab atas isi dari artikel ini.
(Sumber : Itusalah.com)
Komentar
Posting Komentar