Menlu Berjibaku di Myanmar Untuk Rohingya, Haters Jokowi Membisu, Tolong Jangan Berulah di Borobudur!
Haters pemerintahan Jokowi, jika kita
perhatikan memiliki ciri-ciri yang nampak jelas, diantaranya adalah,suka
nyebar hoax, suka mengkaitkan kejadian-kejadian yang buruk dimana saja
dengan Jokowi. Mau kejadian di dalam negeri, di luar negeri atau mungkin
di planet Mars yang disalahkan tetap Jokowi.
Suka hoax sudah pasti, contohnya, haters
Jokowi tanpa data meragukan orang tua kandung Jokowi, tetangga dan
keluarga Jokowi pasti ngakak habis mendengar isu ini. Selain itu, tanpa
data mengatakan Jokowi antek asing, padahal Freeport dari dulu dibiarkan
saja mengeruk sumber daya alam dengan sedikit kontribusi bagi
Indonesia. Tetapi di zaman Jokowi, Freeport ditekan habis-habisan supaya
lebih memberi kontribusi yang besar untuk Indonesia. Masih bilang
Jokowi antek asing? Yang dulu pada ngapain aja?
Jangankan permasalahan dalam negeri,
permasalahan luar negeri saja Jokowi selalu disalahkan, meskipun sudah
melakukan aksi nyata. Seperti krisis kemanusiaan yang sedang melanda
Myanmar. Lawan politik menggodok isu tersebut dengan sentimen agama,
menggiring opini publik bahwa Jokowi tidak perduli umat Islam Rohingnya.
Itu Liga Arab, OKI pada tidak diprotes, Bangladesh yang merupakan
negara asal dari Rohingnya juga tidak diprotes karena tidak menerima
lagi pengungsi Rohingya. Dasar pentol korek, kita semua mengutuk krisis
kemanusiaan dengan apapun dalilnya bukan ente-ente saja.
Kalian nyinyir, Jokowi aksi nyata
Jokowi sudah mengecam krisis kemanusiaan
yang terjadi di Myanmar. Bukan hanya itu, pemerintah mengutus Menlu
Retno untuk menemui Suu Kyi dan membahas 4 permasalahan yaitu,
mengembalikan stabilitas dan keamanan, menahan diri secara maksimal,
tidak menggunakan kekerasan, serta perlindungan kepada semua orang di
Rakhine State tanpa memandang suku dan agama.
Selain itu, Indonesia juga sudah
mendapatkan akses untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada Rohingya di
Rakhine. Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) yang terdiri
dari 11 organisasi dengan fokus pada bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan bantuan diluncurkan untuk membantu.
Tidak berhenti di situ saja, Menlu juga menemui langsung Panglima Jenderal U Min Aung Hlaing untuk menghentikan kekerasan.
Borubudur punya Indonesia, bukan punya agama tertentu
Di media soial ada wacana untuk mengepung
Borobudur (demo), aneh memang, di satu sisi ada yang mengklaim Borobudur
peninggalan Nabi Sulaiman untuk menambah Iman orang-orang yang lemah
Iman, di satu sisi menganggap Borobudur simbol Budha untuk memprovokasi
sentimen agama yang terjadi di Myanmar.
Borobudur itu bukan punya orang Budha,
apalagi punya orang Myanmar. Borobudur merupakan kekayaan budaya dan
sejarah bangsa Indonesia asli. Terkait motif tujuan, didirikannya candi
Borobudur, itu tidaklah penting, yang paling penting itu adalah karya
besar orang Indonesia.
Jika mengepung Borobudur lantaran itu
dianggap peninggalan umat Budha, untuk memprovokasi bahwa kejadian di
Myanmar merupakan perang agama Islam VS Budha, sungguh picik sekali
tujuan itu. Janganlah mengimport konflik dari permasalahan negara lain
ke negara sendiri. Janganlah melakukan provokasi lantaran persaingan
dalam politik dengan dalih membela Rohingya.
Kalian santai sajalah, meskipun kalian
koar-koar, demo di Borobudur juga tidak akan mempengaruhi keadaan di
Myanmar. Jika kalian mau jihad ke sana, silakan saja, tetapi jangan
menyakiti saudara sebangsa dan setanah air karena sebuah masalah yang
terjadi di luar negeri.Itu sama saja kalian ditinju oleh Mike Tyson,
karena tidak berani melawan lantaran kalian takut dan kalah kuat, lalu
kalian melampiaskannya kepada si Adul, kan itu konyol dan bodoh namanya.
Mau diakui atau tidak, Borobudur lebih
bermanfaat bagi bangsa. Wisatawan manca negara sampai lokal, lebih suka
melihat wajah candi Borobudur dari pada melihat wajah kalian yang suka
membuat kisruh di negara sendiri dengan menggunakan sentimen agama.
Orang yang waras, tentu saja akan mengutuk
keras tindakan-tindakan yang tidak berprikemanusiaan. Tetapi hanya
orang sakit jiwa yang mengutuk tindakan tidak berprikemanusiaan dengan
melakukan tindakan yang tidak berprikemanusiaan juga.
Janganlah dikit-dikit salawi,
semua salah Jokowi, haters diputusin pacar, haters ditinggal selingkuh,
sampai haters tersedak biji kedondong yang disalahkan Jokowi. Kalian itu
hanya dimanfaatkan untuk kepentingan oknum tertentu lantaran sifat iri,
dengki, merasa benar tetapi sebenarnya sangat tidak percaya akan diri
sendiri.
Kan aneh, di media sosial, krisis
kemanusiaan yang terjadi di Myanmar, tetapi persentase terbesar hal yang
dikaitkan mengenai hal tersebut adalah Jokowi.
Sumber pendukung :
https://seword.com/sosbud/menlu-berjibaku-di-myanmar-untuk-rohingya-haters-jokowi-membisu-tolong-jangan-berulah-di-borobudur/
Komentar
Posting Komentar