Antara Fadli, Fahri, Tifatul Dalam Orkestra Rohingya yang Menjijikan
Sebenarnya saya ini orangnya paling alergi dan berupaya sebisa mungkin menghindari jangan sampai terbaca cuitan-cuitannya ketiga trio kweek-kweek yang piring nasi mereka justru dibiayai dari pajak negara (Baca: Uang Rakyat).
Apa yang mereka kerjakan selama ini hanya
bikin rugi negara, tidak ada kerjaan dan kontribusi yang bermanfaat bagi
kemaslahatan rakyat yang mereka wakili selain sibuk menyinyiri dan
membully pemerintahan Presiden Jokowi semau-maunya mereka dalam berbagai
kesempatan.
Tapi sialnya saya, sampai detik ini setiap kali saya login
ke akun Twitter saya selalu saja bermunculan status-status mereka yang
memjijikan itu yang kena embat dan dihajar sampai babak belur oleh para
netizen yang muak dengan ulah mereka selama ini.
Contohnya Fadli Zon. Dengan akal bulusnya
dan segala aksi tipu daya dia menggunakan semantik bahasa bikin status
seolah-olah Presiden Jokowi anti Islam. Ini kan luar biasa mengerikan.
Dampaknya luar biasa dasyat. DKI Jakarta sudah merasakan energi negatif
hasil jualan agama, propaganda ayat dan ancam mayat sampai menimbulkan
kerusakan intoleransi yang cukup parah di ibukota negara ini.
Begitu juga dengan aksi tipu-tipu partner in crime-nya
Fadli Zon, yaitu Fahri Hamzah. Dengan gaya bahasa yang dibuatnya
mendayu-dayu pura-pura lugu dan bloon menanyakan apakah Jokowi tahu apa
tidak bahwa ada tragedi Rohingya. Kalau bukan keblinger, entah istilah
apa yang tepat untuk manusia satu ini.
Yang paling mengerikan dan paling
menjijikan yaitu dari corongnya Partai Kumpulan Sapi alias pekaes yang
tanpa punya rasa malu dan tanpa rasa bersalah menyebarkan foto-foto Hoax
untuk memanas-manasi suasana. Betapa sadisnya foto-foto Hoax
pembantaian yang diposting Tifatul Sembiring, tujuannya sudah jelas dan
sudah pasti, sengaja bikin gaduh untuk mengadu domba antar umat beragama
di negeri ini.
Dan yang super duper konyolnya, dengan
entengnya Tifatul bilang akan hapus foto Hoax yang dipostingnya. Dimana
otaknya coba? Sudah menyebarkan Hoax yang merupakan musuh negara selain
narkoba, malah dengan sebegitu gampangnya bilang akan hapus foto Hoax
yang telah dia sebarkan dan telah membuat gaduh dimana-mana.
Korelasi Ketiga Sontoloyo Trio Kweek-Kweek
Lantas, adakah korelasi antar ketiga trio
kweek-kweek itu dalam kaitannya dengan tragedi Rohinghya? Tentu saja
ada. Pertama untuk mengalihkan isu agar masyarakat lupa dengan kekejian
sindikat Saracen penyebar Hoax dari kubu mereka. Yang kedua, tentu saja
untuk menyerang Presiden Jokowi seolah-olah olah Presiden Jokowi anti
Islam.
Sebagai manusia yang dikarunia akal hikmat
oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tentu saja kita tidak bego-bego amat dan
setolol yang mereka kira. Sepak terjang mereka selama ini sangat mudah
terbaca, yaitu dengan sengaja dan terencana meracuni alam bawah sadar
masyarakat Indonesia dengan racun kebencian seolah-olah Jokowi anti
Islam supaya tidak dipilih lagi pada pilpres 2019 mendatang.
Padahal Presiden Jokowi telah jor-joran
semaksimal mungkin dalam kasus tragedi Rohingya dengan mengutus Menteri
Luar Negeri melalui jalur diplomatik dan juga bantuan kemanusiaan.
Pertanyaannya, apakah ketiga Trio Kweek-Kweek itu tahu bahwa Presiden
Jokowi telah berupaya semaksimal mungkin dalam konflik Rohingya? Tentu
saja mereka tahu.
Mereka tahu bahwa Presiden Jokowi telah
mengirim utusan Menteri Luar Negeri ke Myanmar. Mereka juga tahu bahwa
Indonesia mengirim bantuan kemanusiaam atas tragedi yang menimpa etnis
Rohingya disana.
Tapi bagi ketiga barisan sakit hati Trio
Kweek-Kweek yang memuakkan itu, tidak ada hal yang positif yang
diperbuat oleh Presiden Jokowi selama ini selain berupaya sebisa mungkin
menumbangkan Presiden Jokowi dengan berbagai cara. Bagi mereka apa yang
diperbuat Presiden Jokowi hanyalah pencitraan semu semata demi
kepentingan politik Jokowi agar terpilih lagi pada pilpres 2019
mendatang.
Racun Kebencian yang Masif, Terstruktur dan Terencana
Konflik Rohingya hanyalah salah satu
bagian kecil momen yang sengaja mereka tunggangi untuk merontokkan
wibawa pemerintah. Peristiwa Rohingya sengaja mereka besar-besarkan
untuk menanamkan aura kebencian masyarakat terhadap Presiden Jokowi agar
masyarakat lupa akan kekejian sindikat Saracen yang menyebarkan racun
Hoax untuk kepentingan politiknya Gerindra dan PKS yang berpotensi
menghancurkan kesatuan dan persatuan bangsa.
Yanf begini ini tipikal manusia munafik
dengan gen ular beludak yang tidak memikirkan kepentingan bangsa ini
secara luas, akan tetapi lebih memikirkan kepentingan Prabowo Subianto
semata bagaimana caranya agar Prabowo Subianto bisa menang mengalahkan
Jokowi dalam pilpres 2019 mendatang.
Apakah ini bukan penyakit? Tentu saja ini
penyakit kronis yang sangat berbahaya yang harus sesegera mungkin
dibasmi sampai ke akar-akarnya dalam tempo waktu yang
sesingkat-singkatnya. Ini tugas kita bersama untuk terus mengurai dan
mengungkapkan kebohongan demi kebohongan yang ditebarkan oleh Trio
Kweek-Kweek itu.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai pemimpinnya, sebaliknya bangsa pecundang adalah bangsa yang
menista pemimpinnya demi kepentingan pribadi dan kepentingan orang yang
haus akan kekuasaan. Itu saja clue-nya. Selebihnya kura-kura begitu.
sumber :https://seword.com/politik/antara-fadli-fahri-tifatul-dalam-orkestra-rohingya-yang-menjijikan/
Komentar
Posting Komentar