Jenderal Tito Penjarakan Alfian Tanjung, Pemfitnah Isu PKI itu Tamat
Alfian Tanjung bebas. Publik terkejut.
Jaksa seakan terkejut, maju banding – seperti “terkejut pura” pada kasus
Ahok. Maka tak ada cara lain selain menangkap lagi penghina dan
penyebar fitnah tentang Istana dan PKI ini. Dengan tegas Jenderal Tito
menangkap kembali Alfian Tanjung dan ditahan di Mako Brimob.
Kenapa Jenderal Tito Karnavian bertindak
tegas terkait manusia pembuat fitnah sok suci dan tukang mengafirkan
orang lain secara serampangan yang bernama Alfian Tanjung? Karena dia
kaki tangan kelompok lebih besar yang merongrong negara dengan fitnah
kejinya.
Penyebab Kekurangajaran
Alfian Tanjung memang kurang ajar. Apa
penyebabnya? Selain dia adalah bagian dari kaki tangan mafia di segala
bidang dengan alat Islam radikal. Dia adalah perpetrator alias biang keladi omongan kejahatan yang layak disingkirkan dari anak-anak, remaja, dan manusia normal di NKRI.
Manusia ini wujudnya indah menawan, dengan
tabiat lambang kebenaran mutlak bermulut busuk, dengan jenggot indah
menghiasi muka yang sungguh maha tampan. Namun sifatnya busuk tiada
tanding tiada banding: memfitnah. Al fitnatu ashaddu minal qatli, alias fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Itu kelakuan busuk manusia bernama Alfian Tanjung.
Selain itu, melalui pemetaan, dia dan
kelompoknya memahami kekuatan Jokowi. Mereka menghitung kekuatan dengan
sangat sempurna. Mereka menguliti diri dan lawan dengan sangat lihai.
Mereka sangat paham kekuatan orang baik dan baru yang tidak punya hutang
ini benar-benar baru dengan hampir kosong hutang kepada kekuatan hitam
mafia peradilan: Jokowi.
Mereka dengan sempurna memetakan kekuatan
yang 70% keputusan hukum terkait dengan intervensi mafia hukum. Kekuatan
jaringan mereka begitu mighty, begitu perkasa, begitu maha, begitu menggurita dari hilir ke hulu. Tak ada kekuatan yang sedemikian itu.
Dengan pemahaman itu, maka dia bersikap seolah menjadi bagian dari “The Untouchable”,
yang tak tersentuh. Dia lantas membandingkan diri dengan manusia
terkuat di Indonesia, Setya Novanto – yang disebut oleh Trump. Merasa
besar hingga bebas ngomong ngawur dan merasa dilindungi mafia hitam.
Bayangan kekuatan dalam benaknya menjadi
semakin besar – meski sebagian ilusi. Dia merasa seluruh kekuatan hitam
ada di pihaknya. Bukti pembebasan di Surabaya semakin menguatkan
keyakinannya akan bebas.
Geng Islam Radikal dan Oligarki Ekonomi-Politik
Kekuatan hitam sebagian besar mengelompok
ke kekuatan Bumi Datar, dsb itu. Hanya sedikit irisan kekuatan putih itu
di kedua kubu: oposisi dan pemerintah. Karena sebagian besar hampir 90
persen kekuatan itu masuk ke kekuatan kubu Bumi Datar. Yang bermain pada
akhirnya adalah uang, koneksi, kekuasaan yang nota bene orangnya ya itu-itu saja. Tak berubah sama sekali.
Tanaman pengaruh selama 40 tahun sejak
zaman eyang saya Presiden Soeharto sampai saat ini telah membuat mereka
begitu pede membuat Saracen, Obor Rakyat, dan pemelintiran seluruh
berita baik Jokowi misalnya. Penyebabnya adalah oligarki kekuatan
ekonomi yang dijadikan alat untuk menjadi kekuatan politik dan ekonomi.
Kekuatan ekonomi hitam yang berkolaborasi
dengan politikus semprul itu begitu masif. Maka ketika kepentingan
mereka terusik, gerakan melawan Jokowi menjadi tak terelakkan. Mereka
pun melakukan segala cara perlawanan, dengan cara yang umum dan yang tak
umum, konvensional politis-legal, atau pun dengan cara illegal dan
merusak, termasuk hoax dan fitnah.
Contoh paling nyata aliansi Islam radikal
dan oligarki ekonomi dan politik yang masih berkuasa adalah kasus Ahok.
Rancangan kejahatan kongkalikong, korupsi, KKN, ditangkal oleh Ahok dan
DPRD DKI dikuliti oleh Ahok. Jelas kelompok kepentingan di politik dan
mafia terganggu.
Kasus 15% retribusi reklamasi bernilai
ratusan triliunan rupiah yang merugikan para mafia, dengan bukti
ditangkapnya koruptor Gerindra Muhammad Sanusi, yang diusulkan Ahok
disetir sedemikian rupa untuk menjatuhkan Ahok. Kekuatan mereka berhasil
menang dengan pemenjaraan Ahok dan pendudukan Anies oleh Islam radikal
dukungan SBY dan Prabowo serta Jusuf Kalla – dalam wujud saling
mendukung kekuatan FPI dan lain-lain.
Ini adalah kesempurnaan operasi besar
mereka secara komprehensif. Semua terlibat dalam permainan untuk
memenangkan perang melawan Jokowi – dengan Ahok sebagai “space goat” (orang yang disalahkan dan dibuang ke luar angkasa), juga scape goat (kambing hitam).
Cara paling efektif yang digunakan adalah
dengan menyetir isu RAISA (Ras, Agama, Intoleransi, Suku, dan
Antargolongan). Ini adalah marwah dan strategi yang digunakan oleh
kelompok Prabowo dan SBY – yang saling ditunggangi dan menunggangi
antara mereka dengan kaum Islam radikal seperti FPI, GNPF MUI, dan HTI,
dalam hal dukungan terhadap Anies di Pilkada DKI Jakarta.
Selain itu isu PKI menjadi hal yang seksi
digarap. Fobia mimpi anti PKI dijadikan alat menakut-nakuti rakyat dan
memrovokasi mereka. Salah satu pentolan penyebar fobia PKI adalah yang
disebut di dokumen Saracen, Kivlan Zen, yang jelas adalah pendukung
Prabowo.
Dengan dua alat itu, maka seluruh strategi
untuk melawan Jokowi menjadi sempurna. Alfian Tanjung adalah bagian
dari manusia nekat yang memang disiapkan untuk melawan kebenaran dalam
berbangsa dan bernegara. Dia secara sengaja menjadi aktor dan kaki
tangan yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan kelompok mereka.
Ketegasan Jenderal Tito Karnavian
Polri pun paham bahaya manusia Alfian
Tanjung. Omongan menghalalkan pembunuhan terhadap Ahok, PKI dan
sebagainya tidak boleh dibiarkan. Efek keburukan dan mudharat kelakuan
tak senonoh, buruk, dan bejat dia adalah kehancuran bangsa dan negara.
Jenderal Tito Karnavian dan Jokowi dengan
dukungan kekuatan Bumi bulat pun tak segan dengan tegas tak akan pernah
membebaskan manusia busuk akhlak yang memfitnah sebagai alat untuk
mencari makan buat anak dan istrinya ini. Dia akan menghuni penjara
dengan tenang. Tak akan dibiarkan. Kenapa?
Kasusnya semata untuk dijadikan contoh deterrence
bagi para geng manusia tak berguna bagi NKRI. Pun kasusnya adalah
perang tanding antara kekuatan hitam Bumi Datar dengan kekuatan putih
penuh kebenaran ilahiah dan duniawiah Bumi Bulat. Selain alasan dalam
paragraf satu.
Selain itu, pemenjaraan kepada Alfian
Tanjung adalah upaya untuk meredam isu kampanye panjang 2019 terkait
Jokowi, China, Ahok dan PKI. Ini dihembuskan oleh warganet dan kaum Bumi
datar, daster Arabia, Islam radikal, teroris, koruptor, mafia, dan
politikus semprul. Isu PKI pun mulai dihancurkan oleh Jenderal Tito
Karnavian dengan menangkap dan memenjarakannya. Demikian the Operators.
Salam bahagia ala saya.
sumber :https://seword.com/politik/jenderal-tito-penjarakan-alfian-tanjung-pemfitnah-isu-pki-itu-tamat/
sumber :https://seword.com/politik/jenderal-tito-penjarakan-alfian-tanjung-pemfitnah-isu-pki-itu-tamat/
Komentar
Posting Komentar