Mirisnya Negeri Ini, Beginilah Nasib Bocah Penjual Cobek dikawasan Elit Ibukota
Islamiqpos - Ada hal menyentuh di kawasan elite ibukota, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Di tengah lalu lalang mobil mewah terlihat jelas sosok bocah tertidur pulas dengan tangan terlipat dan kepala tertelungkup di pinggir trotoar beralaskan tanah.
Ketika dihampiri, wajahnya nampak lelah, usai memikul tumpukan cobek dengan berat hampir 30 kilogram. Bocah kecil itu bernama Kiki, dia berjuang mencari rejeki di Jakarta bersama keempat saudaranya dengan berkeliling menjual cobek yang terbuat dari batu.
Kiki mengaku sudah tidak memiliki orangtua. Ibundanya meninggal karena tumor payudara, sang ayah sudah berpulang lebih awal. Di Jakarta, dia tinggal bersama keempat saudaranya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Panasnya matahari dan hujan bukan hambatan bagi bocah berusia 11 tahun itu untuk berjualan. Sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB, Kiki dan saudaranya sudah siap untuk mencari peruntungan mengandalkan bajaj menuju kawasan Pondok Indah dan Permata Hijau.
Setiap harinya Kiki selalu berkeliling untuk berjualan sejauh 1 kilometer. "Biasanya mikul cobek nggak terlalu jauh, kalau udah capek balik lagi ke sini (trotoar)," ucap Kiki.
Di sela perbincangan, tiba-tiba seorang pengendara motor menghampiri bocah berbaju merah itu. Bukan bermaksud untuk membeli cobek, tetapi pengendara motor itu mlipir untuk memberi sebungkus makanan. Selang 10 menit kemudian, satu pengendara motor lainnya melakukan hal yang sama, memberi makanan untuk Kiki.
Bocah yang sudah putus sekolah itu mengaku selama berjualan cobek sedikit yang membeli peralatan dapur tersebut, namun rejeki terus mengalir dari pengguna jalan yang sering memberinya bantuan dalam makanan atau uang.
Terakhir, Kiki duduk di bangku Sekolah Dasar kelas V di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ihsan, Padalarang, Bandung. Harga satu buah cobek dijualnya mulai dari Rp35 ribu sampai Rp75 ribu. Bocah yang bercita-cita jadi tentara itu punya mimpi untuk memiliki motor setelah hasil dari kerja kerasnya sudah terkumpul. Semoga mimpimu tercapai dik Kiki.
Sumber : dream.co.id
Ketika dihampiri, wajahnya nampak lelah, usai memikul tumpukan cobek dengan berat hampir 30 kilogram. Bocah kecil itu bernama Kiki, dia berjuang mencari rejeki di Jakarta bersama keempat saudaranya dengan berkeliling menjual cobek yang terbuat dari batu.
Kiki mengaku sudah tidak memiliki orangtua. Ibundanya meninggal karena tumor payudara, sang ayah sudah berpulang lebih awal. Di Jakarta, dia tinggal bersama keempat saudaranya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Panasnya matahari dan hujan bukan hambatan bagi bocah berusia 11 tahun itu untuk berjualan. Sejak pagi sekitar pukul 08.00 WIB, Kiki dan saudaranya sudah siap untuk mencari peruntungan mengandalkan bajaj menuju kawasan Pondok Indah dan Permata Hijau.
Setiap harinya Kiki selalu berkeliling untuk berjualan sejauh 1 kilometer. "Biasanya mikul cobek nggak terlalu jauh, kalau udah capek balik lagi ke sini (trotoar)," ucap Kiki.
Di sela perbincangan, tiba-tiba seorang pengendara motor menghampiri bocah berbaju merah itu. Bukan bermaksud untuk membeli cobek, tetapi pengendara motor itu mlipir untuk memberi sebungkus makanan. Selang 10 menit kemudian, satu pengendara motor lainnya melakukan hal yang sama, memberi makanan untuk Kiki.
Bocah yang sudah putus sekolah itu mengaku selama berjualan cobek sedikit yang membeli peralatan dapur tersebut, namun rejeki terus mengalir dari pengguna jalan yang sering memberinya bantuan dalam makanan atau uang.
Terakhir, Kiki duduk di bangku Sekolah Dasar kelas V di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ihsan, Padalarang, Bandung. Harga satu buah cobek dijualnya mulai dari Rp35 ribu sampai Rp75 ribu. Bocah yang bercita-cita jadi tentara itu punya mimpi untuk memiliki motor setelah hasil dari kerja kerasnya sudah terkumpul. Semoga mimpimu tercapai dik Kiki.
Sumber : dream.co.id
Komentar
Posting Komentar